Selasa, 31 Desember 2013

Resolusi Tahun Baru 2014

     Resolusi tahun baru ini semoga bukan hanya wacana dan ketika hari berganti hari maka semangat pupus perlahan lahan maka dari itu saya tuliskan agar saya selalu mengingatnya.
  • Terus bekerja sesuai passion/gairah hidup
  • Terus menulis baik di blog maupun media cetak
  • Lulus dari ISHA (International School Handwriting Analysis) dengan Nilai A
  • Berolahraga minimal 4 kali dalam seminggu
  • Terus menggali potensi diri yang masih terpendam (bukankah hidup ini harus terus mengeksplorasi diri?)
Apa resolusi tahun baru anda?

Jelang Akhir Tahun

     Apa yang anda lakukan di akhir tahun?
  • Turun ke jalan ikut menikmati keramaian tahun baru?
  • Liburan bersama keluarga ke luar kota/luar negeri?
  • Diam di rumah seperti tidak ada yang spesial?
  • Makan-makan di luar?
  • Nonton Televisi di rumah?
  • Bekerja jelang akhir tahun karena tuntutan pekerjaan?
  • Merenung,merefleksikan apa yang telah dicapai di tahun 2013?
Apapun yang anda lakukan,saya hanya ingin mengucapkan selamat tahun baru 2014.

Menulis

     Apa hebatnya sih bisa menulis? Bagi beberapa teman saya menulis itu pekerjaan membosankan,tidak berguna,dan yang terutama tidak bisa menghasilkan uang 'banyak'. Ada yang bisa memberikan contoh penulis yang kaya raya? Walaupun kaya pun relatif.
     Saya tidak mau berargumen dengan seseorang mengenai uang. Karena sekarang orientasi selalu menuju ke uang. Tidak menjurus ke passion atau gairah hidup. Teman saya pun saya katakan berkecukupan tetapi mereka boleh dibilang kerja karena terpaksa,tidak mencintai apa yang mereka kerjakan. Hanya memburu uang,tidak ada yang lain. Melihat si A gaji besar,sirik. Lihat si B jabatan naik dengki,yang paling lucu kalau hari senin berkata I hate Monday. Sedangkan jika hari jumat Thanks God it's Friday.Dimanah kesenangan dalam bekerja?
     Mereka yang berburu uang tidak pernah puas,selalu penuh dengan keluhan,derita nestapa,ratapan yang menindikasikan rasa tersiksa. Datang kantor jam 8 pagi pulang jam 5 sore,senin hingga jumat bahkan mungkin sabtu pun harus masuk. Lembur mengerutu,begitu ada tanggal merah semangat langsung membuncah,sedangkan jelang masuk kerja malah lemas,tak bergairah.
     Saya sekarang mengeser orientasi bekerja untuk memenuhi gairah hidup saya. Membaca itu nafas saya,menulis itu baru-baru saja saya dapatkan untuk mewadahi apa yang saya pikirkan dan dapatkan dari membaca. Saya ingin menjadi penulis yang ketika dipertanyakan berapa lama jam bekerja anda? Maka dengan keyakinan tinggi saya berkata saya tidak pernah bekerja,saya hanya menulis apa yang saya lihat dan rasakan lalu saya menuangkannya di tulisan.Saya tidak pernah 'bekerja'
     Menulis itu tempat saya untuk mengeluarkan unek-unek yang ada di benak. Setiap hari saya selalu mendapatkan hal baru,melalui pengamatan,permasalahan yang terjadi di kehidupan saya,kelucuan di tempat kerja,kondisi jalan raya,dan berbagai macam hal lain jika saya tuangkan di dalam tulisan satu hari penuh belum tentu selesai. Dari situ saya belajar menulis dengan runut,mencoba melatih kosakata,menambah perbendaharaan kata. Sehingga tidak monoton. Itu adalah kepuasan pribadi yang tidak bisa dapatkan. Di masa sekarang ini,orang semakin apatis,tidak perduli dengan sekitar,hanya mementingkan diri sendiri walaupun tidak semua orang seperti itu.
     Menulis adalah ajang melatih kreatifitas. Bagaimana agar tulisan tidak membosankan,menarik minat pembaca,yang suatu saat tulisan ini akan berguna bagi orang lain. Menulis adalah ajang berbagi,berbagi pemikiran,pandangan,maupun wawasan. Blog ini tidak hebat-hebat amat. Masih memerlukan masukan dan kritik yang banyak Tapi suatu saat nanti impian saya blog ini berguna bagi orang banyak,saya percaya menulis akan menghasilkan sesuatu,baik itu materi,ataupun kepuasan batin. Soal kaya itu bisa menyusul.
     Pertanyaan terakhir sebelum tidur. Jika anda kaya apa yang anda lakukan? Makan,tidur,belanja,dan tidak bekerja? Jika anda menjawab kalau kaya nanti dipikir lagi,arah dan tujuan hidup anda saya katakan masih hampa.Jika tidak kaya mengerutukah anda setiap hari,berharap ada hujan uang?

Note: Tulisan ini saya buat tengah malam,jika saya tidak memilih gairah akan menulis mungkin saya memilih untuk tidur,menonton televisi. Apa passion anda?

Senin, 30 Desember 2013

Kafe,Rokok,Musik dan Kopi

     Baru saja pulang dari sebuah kafe di Surabaya barat. Entah mengapa terasa begitu membosankan,entah karena alunan musik yang kencang atau asam rokok yang pekat. Ditemani 6 orang teman,di malam minggu suasana tampak lebih lengang,dikarenakan Surabaya telah ditinggalkan para penduduknya untuk liburan akhir tahun.
     Suasana di kafe tersebut tidak nyaman untuk bercakap-cakap,karena harus bersaing dengan suara speaker yang membahana. Itu dilihat dari eksternalnya.
      Sedangkan internalnya saya sendiri merasa bosan,membuang uang minimal 25 ribu rupiah,untuk secangkir kopi. Belum lagi makanan ringannya. Usia saya yang sekarang  mungkin sudah bosan untuk 'kongkow'. Dahulu hampir bisa dipastikan setiap minggu berkumpul dari kafe satu ke satunya. Mencoba satu per satu kafe yang baru dibuka. Mencoba menu-menu yang disediakan.
     Sekarang saya lebih memilih untuk makan berat bersama teman-teman,dibandingkan meneguk cairan yang nominalnya hampir sama dengan menu makanan yang membuat saya kenyang. Bahkan di kafe itu saya menonton TV selama hampir satu jam. Ngapain coba di kafe malah melihat TV. Yang lainnya sibuk chatting,main game di HP dan aneka kegiatan individualis.
     Mungkin mereka juga sama,merasakan kebosanan. Tidak ada kegiatan lain makanya memilih untuk kongkow. Walaupun dunia dari masing-masing pribadi berbeda. Ada yang jadi marketing,karyawan,pengusaha,kontraktor,dan lain sebagainya. Datang hanya untuk membuang waktu,sekedar berbasa-basi. Ada yang sudah menikah,mungkin hanya mengusir kebosanan dari sebuah rutinitas.
     Mungkin saya merasa sudah saatnya untuk menempuh jalan masing-masing,karena dunia yang terus bergerak maju,menuntut sebuah perubahan seorang individu. Tren anak muda yang sedang mencari jati diri telah lenyap dari pikiran saya. Digantikan waktu untuk berkarya,menjadi pribadi yang produktif. Semoga di tahun baru ini semuanya dapat terwujud.

Minggu, 29 Desember 2013

Review The Heirs


     Drama Korea ini sukses saya tonton habis dalam waktu 3 hari. Film berdurasi 60 menit sebanyak 20 episode ini berhasil membuat saya penasaran dengan alur ceritanya. Karakter yang banyak,tidak membuat saya kehilangan momen,karakternya malah saling melengkapi.
     Saya tidak akan menceritakan mengenai karakter masing-masing,karena sudah banyak berita yang beredar jika kita mencarinya di Google.Saya ingin melihat sudut lain dari sebuah film ini. 
     Alasan pertama saya menonton karena ada Park Shin Hye sebagai aktris perempuan. Bagi para perempuan,Lee Min Ho tentu tidak asing bagi pengemar drama Korea.
     Pada awalnya saya tertarik akan lokasi syuting yang terletak di Los Angeles California. Sungguh eye catching,apalagi rumah yang dihuni Kim Tan(Lee Min Ho) dengan kaca rumah yang tinggi disertai kolam renang yang langsung menghadap pantai.Episode awal yang begitu menarik.Selanjutnya,lokasi syuting berpindah ke Korea Selatan.
     Cha Eun Sang (Park Shin Hye) memiliki ibu yang tunawicara diperankan sangat apik oleh Park Hee-Nam (Kim Mi Kyung). Sosok ini begitu menarik dikarenakan mengunakan bahasa isyarat ketika berkomunikasi,dan menulis menggunakan kertas dan spidol ketika berhadapan dengan Han Ki-Ae(Kim Sung-Ryoung) ibunda Kim Tan. Anda akan menemukan kelucuan-kelucuan yang terjadi secara natural ketika melihat side story dari ke-2 pemeran tersebut.
     The Heirs memiliki cerita menarik akan permasalahan pribadi masing-masing karakternya. Pergumulan,tantangan yang sebagian besar terjadi karena permasalahan umum yang terjadi. Ketika seseorang diberikan pilihan antara memilih uang,ketenaran atau cinta. 3 Hal yang saling bertentangan tersebut dieksplorasi sangat baik.  Resiko yang akan ditanggung ketika memilih antara salah satu hal tersebut pun dipaparkan dengan jelas hingga penghujung film.
     Jelang ending,terlalu banyak flashback yang membosankan,tapi mungkin untuk mengingatkan para penonton akan apa yang telah terjadi,karena di Korea sendiri penayangannya 1 minggu 2 kali. Sedangkan saya menghabiskan waktu 7 episode dalam sehari. Jadi masih segar di ingatan saya akan film tersebut.
     Sekian tulisan saya mengenai film serial ini. Film recomended untuk mengisi waktu di masa liburan,walau saya sendiri bukan pengemar K-drama.

Promosi,Banner,Iklan Menyesatkan

     Pernah kena jebakan promosi? Mulai dari promo diskon 'up to 70%,buy one get one free',tiket vocher,dan aneka macam yang membuat perasaan berbunga-bunga dan pada akhirnya yang muncul hanya perasaan kecewa?
     Bagi yang pernah selamat,bukan hanya anda saja yang terkena jebakan ini. Disini ada saya melihat sisi pembeli yang dituntut untuk jeli dalam memilih,bukan asal langsung datang beli dan bayar. Bagi saya itu jebakan menyesatkan. Jika membuat promo tulisan besar-besar,tapi untuk syarat dan ketentuan berlaku tulisannya kecil sekali. Intinya pengunjung datang dahulu,urusan diskon dan semacamnya bisa diatur ketika tamu sudah datang.
     Kesan pertama membuat muak. Orang perlahan-lahan menjadi apatis akan promo tersebut,mengapa tidak bisa langsung jujur dan tanpa embel-embel. Apa yang tertera itu yang dilaksanakan,bahkan ada promo yang sudah lewat masa waktunya masih saja dipajang,ketika ditanya promonya masih ada? Mereka menjawab dengan enteng,maaf pak itu promosi bulan lalu,belum ditarik bannernya. Kecewa lagi.Adu argumen? Malah makin membuat jengkel.
      Di sisi lain itulah 'kepintaran marketing' saya kasih tanda " karena buat saya itu penipuan secara halus,bagi yang tidak terlalu ambil pusing misal ke supermarket main bayar aja tanpa cek ulang maka itu keuntungan bagi supermarket tersebut. Apakah bisa disalahkan sebagai human error? mungkin bisa,tapi sisi promosi pun bermasalah. maka dari itu saya menjadi apatis akan diskon2 tipu. Kini customer harus menjadi jeli,kritis,yang kadang bisa dibilang cerewet.
     Apakah dengan promosi jujur tanpa embel-embel sukar dilakukan? Seperti menolong tanpa mengharapkan imbalan. Mengharapkan keuntungan terselubung dari sebuah kecerobohan konsumen. Salah siapakah ini? Pembeli/Penjual?

Jumat, 27 Desember 2013

Kesukaran,Mimpi,Perjuangan.

"The more difficult environment a child is in,the more that child has to have a dream"
"Semakin sukar lingkungan dimana seorang anak berada,anak itu harus memiliki mimpi"

     Kutipan itu bagi saya benar adanya. Dalam lingkungan yang keras,mimpi dapat dikatakan sebagai visi dan misi,apabila seseorang tidak mampu memiliki visi,maka orang itu akan berkutat dalam hal yang sama secara terus menerus. Tidak mempunyai impian sama dengan mati,tidak memiliki harapan,.
     Tentang mimpi itu sendiri,terkadang pikiran malah membuat kekuatiran yang kadang tidak berguna. Mimpi itu hanyalah mimpi sampai itu tercapai.Apa impian saya? Jadi penulis,terlepas itu menghasilkan uang maupun tidak. Bagaimana caranya? Menulis saja,tulis apa yang mau ditulis,bentuk pola pikir dalam pikiran dan tuangkan,lama-lama akan terbiasa,latih terus sampai tulisan enak dibaca,belajar terus,sekarang kan mudah tinggal cari di Google. Apakah masih sukar? Hanya orang putus asa yang mencari-cari alasan.

Kamis, 26 Desember 2013

Kutipan Drama

The most beautiful English word in the world was "Mother"
The second through  fifth places were: "passion,smile,love and eternity"
Don't you agree with me?

The Heirs

Tips Menulis

     Menulis itu gampang-gampang susah. Perlu proses kreatif,tidak bisa asal ketik. Bisa sih asal ketik,tapi tulisannya tidak berbobot,tidak enak dibaca. Belajar dari beberapa penulis untuk bisa menghasilkan tulisan yang baik minimal tulisan itu dibaca ulang sebanyak 4-5 kali. Diperbaiki tulisan yang bertele-tele,dibuat padat tanpa kehilangan makna.Belum lagi soal tanda baca,agar tidak memunculkan kalimat ambigu.
     Harus membuat dulu kerangka tulisan,agar tulisan tidak keluar dari konteks. Menulis di blog sebenarnya wadah suka-suka untuk menulis,mau menulis apapun ok. Semoga pembacanya tidak bosan akan tulisan galau saya.
     Saya sebenarnya ingin membuat tulisan tentang pertanyaan,bukan statement. Saya tidak ingin membuat kesimpulan,biar pembaca yang menyimpulkan. Karena ini soal rasa.
     Bukan permasalahan benar atau salah,hitam atau putih,karena pertanyaan yang muncul bukan hanya ya atau tidak,lebih personal. Tapi otak saya belum sampai disana. Jadi ya harus lebih banyak baca buku,meningkatkan pemahaman, Mungkin hari ini belum bisa,tapi kalau dipelajari ya pasti bisa. apalagi ada google. yang mempermudah sesuatunya.

Rabu, 25 Desember 2013

Memaknai Natal

     Apakah aktifitas natal anda? Makan-makan bersama keluarga,pergi ke gereja,bekerja walaupun hari libur,atau hanya bersantai di rumah?
     Apa makna natal bagi anda sendiri? Waktu berkumpul bersama saudara seiman,acara tahunan yang rutin dirayakan,momen 'wajib' setiap tahun untuk datang ke gereja,atau tidak ada maknanya? Bagi saya pribadi tidak bermakna. Hanya aktifitas rutin setiap tahun. Merayakan natal itu merayakan kelahiran Kristus. Mungkin saya perlu bertobat karena menulis tulisan ini. Jika dianggap tidak bermakna mengapa juga saya mengaku Kristen. Bisa dimaki seluruh dunia dan ditertawakan. Tetapi bukankah lebih baik jujur terhadap diri sendiri daripada munafik? Yang ujungnya alasan klasik di atas.Merayakan kelahiran Kristus.
     Tetapi pada kenyataannya apa yang dilakukan? Bersikap apatis terhadap lingkungan.Menjadi batu sandungan,menjadi hakim untuk menuduh seseorang baik atau buruk,dan terakhir hanya menjadi penonton,bukan menjadi pelaku firman.
     Bertepatan dengan natal,saya pun lahir ke dunia ini. Walau bisa dianggap lahir bertepatan dengan kelahiran Kristus,tapi kalau bercermin rasanya beda jauh. Yang satu sempurna sedangkan saya penuh cacat cela. Saya mencoba memaknai segala hal yang terjadi hingga saat ini. Yang saya perlukan mungkin pengenalan pribadi akan Tuhan,bukan hanya sesuatu yang berlandaskan nalar/logika.
     Mengapa saya harus mempercayai Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat? Mengapa tidak ke yang lain? Apakah saya ini orang yang hanya berkata percaya hanya di mulut? Atau saya malah menjadi batu sandungan.
     Semoga tulisan ini sedikit mengusik nurani maupun iman anda.Karena pertanyaan ini bersifat personal,masing-masing dari kita seharusnya sudah bisa menjawabnya ketika anda berkata "saya percaya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat." Selamat natal 2013.

Selasa, 24 Desember 2013

Pergeseran Interaksi

     Saya mengamati bahwa berinteraksi zaman sekarang lebih banyak di depan computer, laptop, ataupun menggunakan peralatan elektronik yang lain. Tanpa bertatap muka,tak bisa menatap ekspresi. Bahkan ketika acara keluarga pun banyak yang sibuk dengan gadget masing-masing.
     Kini emoticon-emoticon yang mewakili perasaan bermunculan. Walau saya yakin 99% bahwa emoticon yang keluar semisal tertawa,yang mengetik belum tentu tertawa. Wajah pengirimnya datar-datar saja.
     Tulisan menurut saya tidak mewakili makna berinteraksi secara sepenuhnya.Tanpa ekspresi raut muka,gelak tawa,maupun tetes air mata.Saya merindukan hal tersebut. Tetapi zaman telah berubah. Apa mau dikata,hanya bisa memakluminya.
      Dasar manusia itu makhluk sosial,senang berkelompok. Kini berkelompok pun telah diakomodasi oleh aneka media elektronik. Mulai dari BB,FB,twitter dan aneka macam komunitas lainnya. Jadi kurang apa? Kembali lagi kadar tatap muka jarang sekali. Sekarang berkelompok pun lebih banyak pilihan.
     Masihkah anda berinteraksi dengan sesama pada saat-saat ini? Ataukah anda telah sibuk tenggelam dalam dalam kesibukan anda sendiri?

Senin, 23 Desember 2013

Produktifitas

Membaca dan berpikir itu termasuk kategori produktif atau aktifitas membuang waktu?
Jika produktif ,dapatkah kedua hal tersebut diukur?
Ataukah termasuk proses untuk menjadi kreatif ? Walau belakangan malah merasa tidak produktif dan kreatif karena melakukan 2 hal tersebut.
Kreatif/pemalas?

Sia-siakah para filusuf jaman dahulu berpikir dan merenung?Atau hanya orang yang kurang kerjaan yang mau melakukan 2 hal tersebut?

Percakapan yang sering saya dengar ketika mengajukan 2 pertanyaan ini.
"Suka baca buku?"
"Lebih baik tidur daripada baca buku,bikin ngantuk."
"Suka engga berpikir/merenung?"
"Ngapain juga dipikirin,lebih baik dijalani,mengalir saja seperti air."

Yang nulis lagi bingung,yang baca jadi ikutan bingung. Tar kalau ada kesempatan bakal saya edit,biar lebih mudah dicerna.Tulisannya tidak enak dibaca. Cuma ingin posting kebingungan saja. Bingung rame-rame kan lebih baik. Siapa tahu ada solusi.

Minggu, 22 Desember 2013

Doa

Macam-macam jawaban doa :
  • Ya
  • Tidak
  • Nanti/Tunggu 
     Jika Doa langsung dijawab 'ya' atau 'tidak',maka tidak ada permasalahan. Tetapi kalau disuruh 'nanti/tunggu' sabarkah anda menanti? Atau berpaling ke yang lebih cepat menjawab doa anda?

Sabtu, 21 Desember 2013

Keputusan



     Beberapa minggu ini saya dipusingkan dengan mengambil sebuah keputusan penting dalam pekerjaan. Ada 2 pekerjaan yang menarik perhatian saya,tetapi saya masih bingung untuk memilih yang mana. Mencoba membanding-bandingkankan antara yang satu dengan yang lain hasilnya kurang lebih berimbang.
     Dipikir menggunakan nalar hasilnya berimbang,mencoba mencari jawaban melalui doa pun sudah. Akhirnya malah menemukan sebuah kutipan yang saya tulis di selembar kertas pada tahun 2005.Sudah 8 tahun umur tulisan itu,menunggu untuk dibaca kembali."Tidak sulit membuat keputusan jika kamu tahu bagaimana menghargai sesuatu."
     Apa sih yang aku hargai? Pertanyaan mendasar yang jarang saya renungkan. Saya  menghargai 'waktu'. Begitu banyak waktu yang terbuang percuma untuk berada di jalanan. Dengan kemacetan yang semakin hari semakin parah. Saya membayangkan diri berada di tengah kemacetan,menua di jalan,menghabiskan waktu berpuluh-puluh jam hanya untuk menerobos kemacetan. Dan melalui tulisan ini saya menemukan sebuah petunjuk baru untuk mengambil sebuah keputusan,yaitu pekerjaan yang berorientasi pada hasil bukan pada sebuah angka absensi.

Berkendara Malam Hari

     Baru saja pulang dari pekerjaan mengendarai sepeda motor. Naik motor malam hari itu nikmat,tidak kepanasan,bisa merasakan semilir angin , sejuknya udara pun menerpa wajah ,yang walaupun memiliki efek samping bisa masuk angin. Tapi terasa segar,apalagi jalanan baru diguyur oleh hujan yang cukup lebat.
     Yang mau saya bahas sekarang,ternyata saya sangat menikmati suasana malam hari ketika jam sudah menunjukkan 22.00 keatas. Jalanan tidak terlalu padat bahkan boleh dikatakan sepi. Pada saat itulah saya menikmati berkendara yang sesungguhnya. Bandingkan dengan ketika jam berangkat anak sekolah pada pukul 06.30 hingga pukul 09.00 maupun orang berangkat ke kantor,seluruh ruas jalan rasanya padat merayap.Jarak 3 km saja saya yakin minimal memakan waktu 10-15 menit.
     Jarak dari rumah saya hingga ke pekerjaan sekitar 11 km. Yang apabila memasuki jam kerja bisa saya tempuh antara 40 hingga 50 menit. Itu kalau tidak banjir. Kalau banjir? Mending tidak usah kerja mungkin. Sedangkan kalau pulang pada malam hari cukup 20 menit. Berapa banyak yang aku buang untuk di jalan? Mending nulis di blog daripada bermacet-macet ria dengan kendaraan lain,makan asap knalpot lagi.Sayangnya saya masih bekerja 'ikut' orang. Jadi masih belum bisa semaunya dalam bekerja.

Jumat, 20 Desember 2013

Surat Cinta Untuk Ibu di Hari Ibu



Tulisan ini dimuat di koran Jawa Pos Edisi hari Jumat,20 Desember 2013 halaman B10.

     Ma,di jelang umurmu yang ke-60 tahun ,terima kasih telah menjadi ibu rumah tangga yang baik dengan segala perhatianmu , pemahamanmu ,dan kesabaranmu. Di usiaku yang ke-28 tahun,maaf aku belum banyak berkontribusi untukmu,hanya mementingkan urusan pekerjaan,dan pertemanan. Hanya memberi materi,jarang sekali aku mengucapkan terima kasih,maupun sebuah pelukan.
     Melalui tulisan ini aku berharap engkau mengerti,bahwa dari lubuk hatiku aku amat menyayangimu. Apalagi sebagai seorang lelaki,jarang emosi tergelitik oleh hal sentimental. Walaupun sedih aku harus tetap tegar. Apalagi semenjak ditinggal papa.
     Terima kasih atas sarapan yang telah engkau sediakan ketika aku akan berangkat sekolah hingga kini bekerja. Aneka masakan telah engkau sediakan,hingga aku tak perlu lagi keluar membeli makanan yang kehigienisannya tidak aku ketahui. Ketika engkau bepergian,masakanmu selalu kurindu,apabila membeli makanan susah sekali mencari makanan yang berkuah,selalu gorengan.
     Pada tahun ini ada beberapa hal yang menjadi impianmu akhirnya aku bisa wujudkan. Jalan-jalan ke luar negeri,yang selama ini engkau hanya menontonnya di layar kaca akhirnya dapat terwujud. Aku tahu ini tidaklah seberapa dibanding apa yang telah engkau berikan kepadaku,sejak kecil hingga sekarang,sedikit banyak itu hanyalah kado kecil dari aku.
     Maafkan untuk satu hal,mama ingin aku segera menikah. Tapi,tidak dapat segera aku lakukan,sehingga engkau masih harus harus mengurus aku. Aku tahu engkau tidak pernah menuntut dan memaklumi hal tersebut. Itulah yang membuatmu menjadi mama yang sempurna dimataku,walaupun banyak kekurangan,aku selalu bersyukur memiliki engkau sebagai mamaku. Love you mom...
 Selamat hari ibu

Surat Untuk Ibu

     Bangga.Itu yang saya rasakan sekarang,ketika foto beserta tulisan saya terpampang di koran Jawa Pos tanggal 20 Desember 2013 pada halaman B10. Itu tulisan pertama saya yang terpampang di sebuah media cetak dengan porsi cukup besar. Walaupun tidak berbentuk artikel,cerpen maupun referensi buku yang berbobot,melainkan hanya sebuah surat cinta untuk ibu.
     Tulisan itu cukup sederhana,hanya sebuah ucapan terima kasih kepada ibu. Tapi itu memacu saya untuk berkarya menjadi lebih baik. Pujian dari teman,maupun kerabat akan tulisan itu membuat semangat untuk menulis semakin membuncah.Ternyata tidak sia-sia saya belajar menulis selama ini
     Hal yang terpenting yang saya dapat adalah "surat untuk ibu" yang terpampang di koran tersebut dibaca oleh mama saya. Matanya berkaca-kaca. Saya pun sedikit banyak ikut terharu,walau tidak sampai menitikkan air mata.
     Saya sendiri kurang bisa mengekspresikan diri ketika berinteraksi dengan orang tua saya. Bercakap-cakap pun hanya seperlunya. Dengan menulis saya lebih bisa mengekspresikan perasaan saya. Tetapi apapun media yang kita gunakan,yuk kita bahagiakan ibu kita.

Kamis, 19 Desember 2013

Interaksi

     Saya suka berinteraksi dengan banyak orang. Dari berinteraksi tersebut bisa didapatkan banyak hal. Pengetahuan baru wawasan baru,bahkan mungkin relasi baru.
     Saya memutuskan untuk mengeliminasi beberapa orang yang tidak sepaham dalam berkomunikasi. Karena sekarang masih banyak orang yang semaunya sendiri.Tidak mau mendengar pendapat orang lain,merasa paling benar,apalagi bertemu dengan orang yang berpikiran sempit. Lebih baik say hello then goodbye.
     Fakta menarik yang saya temukan dalam berinteraksi yaitu kalau orang sombong bertemu dengan orang sombong tidak akan akur,orang sombong HARUS dipertemukan dengan orang rendah hati,maka bisa berinteraksi dengan baik.
     Saya bukan orang yang manis mulut,manis mulut itu seperti musuh dalam selimut,yang ujungnya bisa saja menikam dari belakang.lebih baik menunjukkan warna asli,daripada tidak jelas statusnya lawan atau kawan. Kawan atau lawankah anda?    

Tabiat Buruk

     Satu minggu lagi berulang tahun yang ke 28. Makin berumur,tapi merasa semakin tidak bisa mengontrol emosi.Topik yang masih saja menjadi masalah utama. Bukan sebuah alasan bahwa emosi tidak bisa dikontrol,tapi saya sendiri merasa lebih baik dikeluarkan dan tidak menjadi masalah kronis daripada menggerutu dalam hati,malah jadi penyakit. Tapi ya itu,kadang kalau sudah keluar sering kebablasan. Yang penting emosi keluar duluan,tidak peduli perasaan orang lain. Kemasan yang keluar isinya sampah beserta segala hewan kebun binatang terkadang keluar. Menyesal? Saya rasa tidak. Susah kan kalau ketemu orang bebal seperti saya.
     Solusi paling mudah akhirnya saya memutuskan tidak dekat-dekat dengan sumber masalah,sumber masalah saya cuma satu saja yaitu MANUSIA itu sendiri. Manusia-manusia yang tidak sepaham lebih baik saya jauhi daripada saya diam, karena jika saya buka suara ujungnya berargumen tanpa menemukan solusi dan akhirnya bikin emosi.

Rabu, 18 Desember 2013

Subuh

     Waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi,disaat semua orang sedang terlelap dalam tidurnya saya masih saja belum bisa memejamkan mata. Akhirnya iseng-iseng bercermin,melihat dahi yang kini sudah memiliki empat guratan yang tampak samar.  Efek dari tidur yang tidak teratur disertai berpikir terlalu keras tetapi tanpa solusi.Penting tidak sih tulisan ini buat para pembaca? Saya rasa tidak.
     Browsing,baca buku pun malas otak ini rasanya sudah penuh,menonton film pun tidak ada semangat,ya akhirnya menulis tulisan absurd sembari menunggu mata mengantuk.
     Apakah orang yang tidak bisa tidur malam hari itu memiliki sebuah ganjalan hati pada aktifitas di siang hari yang secara tidak sadar terbawa ke alam bawah sadar dan akhirnya menjadi pengganjal untuk bisa tidur dengan lelap?Mungkin saja
     Kadang iri dengan anak kecil yang tidak ada beban,mau tidur ya tinggal tidur,makan tinggal makan,yang walaupun anak SD sekarang udah seperti orang kerja,bangun pagi jam 6 lanjut sekolah sampai jam 1 siang dilanjut kursus,bimbingan belajar sampai pukul 5 sore. Dimana kesenangan dari bersekolah? Saya rasa sudah hilang dikarenakan tuntutan jaman.
     Tidak bisa tidur malam hari bisa juga disebabkan tidak ada kegiatan sepanjang hari. Aktifitas tidak ada,hanya didepan computer,duduk diam di pekerjaan,tidak ada pekerjaan fisik juga memungkinkan hal ini terjadi. Jadi ingat kalau jalan-jalan keluar negeri,sejauh manapun tempatnya ditempuh dengan jalan kaki terasa menyenangkan,sedangkan di Surabaya,jalan kaki dari rumah ke minimarket aja sudah tidak ada semangat.Naik motor aja lebih cepat,biar bisa kembali ke rumah cepat-cepat.
     Suasana dingin pun mendukung untuk tidur ditambah AC yang menyala, tetap saja otak masih saja segar seperti minum kopi,padahal minum kopi pun jarang sekali,merokok juga tidak. Jika tulisan ini saya teruskan bisa-bisa satu halaman penuh isinya tulisan absurd.
     Sudah pukul 02.30 Sata coba tidur dulu dengan memejamkan mata sembari menghitung domba yang lewat atau lebih baik menghitung uang yang datang? :p

Selasa, 17 Desember 2013

Blogger

     Baru saja melihat tulisan usang saya pada awal-awal penulisan blog. Sudah 2 tahun lebih penulisan blog ini berjalan,walaupun pada awal-awalnya penulisannya tidak rutin dan menulis semau saya,tanpa memperhatikan etika penulisan,yang kini sedang saya coba pelajari perlahan-lahan,walau masih jauh dari kata sempurna.
     Ternyata tulisan saya amburadul. Akhirnya saya coba edit-edit sendiri,tata kalimat yang dibenarkan,menjadi lebih enak dibaca. Akhirnya terbitlah tulisan ini.
     Banyak tulisan-tulisan yang saya comot langsung dari sumbernya karena menginspirasi. Masa lalu tampaknya selalu lebih menyenangkan karena sudah terlewati. Ketika membaca tulisan itu kembali,kenangan akan momen tersebut muncul kembali. Baik suka maupun duka,melalui blog ini serasa saya menulis diary.
     Blog juga saya rasakan tempat mengasah pola pikir,tempat menuangkan ide,mengeksplorasi diri dan wawasan. Bagaimana membuat penulisan yang baik dan berbagai hal yang positif. Walaupun memakan waktu tapi blog ini bisa menjadi rekam jejak saya pribadi. Proses pertumbuhan dan kerangka berpikir. Menulis bagi saya yang sekarang lebih mengalir,dibandingkan dahulu kala. Kejadian sehari-hari selalu menjadi cerita yang menarik untuk direnungkan karena selalu menyentuh.
     Kini waktunya belajar kembali untuk menulis...Thanks www.blogger.com karena menjadi wadah untuk saya berkarya.

Mobil Vs Motor

     Hari ini berkeliling kota menggunakan mobil bersama teman. Perjalanan dari Surabaya Barat (Pakuwon) menuju Surabaya Timur (Kertajaya dilanjut Ploso) memakan waktu kurang lebih 2 jam. Saya sampai terkaget-kaget. Dengan saya menggunakan sepeda motor hanya memerlukan waktu maksimal 1 jam. Hampir dari separuh waktu yang diperlukan untuk menempuh perjalanan ini.
     Saya bukan orang yang menyetir mobil tersebut,tapi merasakan emosi ketika dilanda macet,dipotong ditengah jalan oleh sepeda motor,jalanan yang sempit,hujan dan banjir. Siapa bilang naik mobil enak? Saya yang berada di samping pengemudi pun merasa kelelahan. Apalagi yang menginjak pedal gas,rem,maupun kopling.
     Dibanding naik sepeda motor yang bisa menyusup diantara keramaian dan sering disebut raja jalanan,saya rasa itu layak disematkan bagi para pengendaranya. Hanya saja naik sepeda motor malah lebih mudah terpancing emosi karena harus makan asap mobil,lahan jalan yang dikuasai oleh mobil-mobil besar,karena mobil kan tidak kehujanan dan tidak kepanasan. Sedangkan motor? Kalau hujan kebasahan,panas siap-siap saja berkeringat.
     Dalam perenungan saya di kemacetan jalan ini ternyata naik mobil maupun motor sama-sama tidak menyenangkan. Yang paling enak? Tidak turun ke jalanan,duduk diam dan berkarya di depan komputer,mendengarkan musik,membaca buku,maupun browsing dan berharap ke depannya saya memiliki kantor di rumah,tanpa harus melintasi kemacetan jalan. Seperti yang saya lakukan setiap setiap harinya walau belum berkantor di rumah.

Minggu, 15 Desember 2013

Mencari Role Model

     Setelah sekian lama melakukan pengamatan dari jauh,idealisme saya tentang kebebasan finansial dan waktu itu semakin blur. Saya melihat semakin seseorang memiliki kekayaan,maka semakin sibuklah dia,jika seseorang memiliki toko,maka dari pagi ia akan menjaganya hingga sore atau malam hari setiap hari. Pulang hingga malam hari adalah hal yang wajar,kehidupan yang saya benci dari dahulu hingga sekarang. Pergi pagi pulang malam dan hiburannya hanyalah makan,tanpa aktifitas yang berbeda. Terpaku akan satu hal yang sama secara konstan. Layaknya warga Jakarta kebanyakan.
     Mungkin saya kurang memiliki sahabat yang hidup dengan passion. Hanya mencari uang tanpa mencari nilai lebih. Pencarian itu hanya ditemukan di buku,bahkan ketika saya mengamati seorang role model  bernama Tung Desem Waringin,betapa padat jadwalnya. Dari pagi hingga malam hari,mulai dari seminar,rapat direksi,dan berbagai macam kegiatan yang menyita waktu. Tapi itu hanyalah pengamatan dari jauh,bukan dari dekat,maka segalanya adalah subjektif. Setahu saya,ia keliling dunia setiap 3 bulan sekali. Entahlah,mungkin saya sendiri salah,karena tanpa didukung bukti akurat.
     Mungkin saya hanya menghindari rasa sakit,dan membuat berbagai alasan untuk lari dari hal yang disebut pengorbanan? Mungkin saja. Dengan tulisan inipun saya sebenarnya sedang mengeksplorasi akan diri sendiri. Jika saya tidak bisa mendapatkan seorang role model,mungkin saya harus menjadi role model bagi diri sendiri dengan mengimajinasikan hal tersebut.

Sabtu, 14 Desember 2013

Konsisten

      Konsisten itu ternyata tidak mudah. Untuk menulis di blog ini secara rutin dan continue sama sulitnya. Butuh motivasi lebih,padahal seharian di depan laptop,browsing,dan tidak melakukan apapun,tapi ketika harus mengetik sesuatu bingung mau menulis apa. Akhirnya yang ada di otak sekarang aja yang saya tulis. Ide betebaran dimana mana,tetapi ketika disuruh menulis langsung kosong isi kepala. Ngaku penulis tapi malas nulis,gimana mau maju? Ya dipaksa maju. Semoga besok dapat ide bagus buat nulis...

Jumat, 13 Desember 2013

Ability

Kalau bisa sepenuhnya, mengapa setengah-setengah?

Kalau bisa menjadi yang terbaik, mengapa menghalangi upaya?

Kalau bisa mendapatkan yang lebih baik, mengapa berhenti di secukupnya?

HARI INI, CUKUP ITU CEPAT KURANG.

Biaya kehidupan naik, kehidupan semakin pelik dan mahal, jarak menjadi semakin jauh, perjalanan semakin panjang, dan ketidak-sabaran semakin liar.

Kita harus mampu.

Hanya mencukupkan upaya, telah terbukti kurang.

Lebihkanlah upaya, sehingga Anda mampu membiayai kehidupan yang lebih lega dan menabung untuk masa-masa gagal panen.

Belajarlah dari semut.

Semut bekerja keras di masa sulit, agar hidup tercukupi di masa yang lebih sulit.

Semut tidak mengharapkan pemberian mudah, dan tidak marah kalau tidak ada yang memberinya gratisan.

Marilah kita menjadi manusia yang hidup penuh penghormatan kepada diri sendiri.

Marilah kita hidup dengan sepenuhnya.

Sumber: Mario Teguh – Loving you all as always

Zona Abu-Abu

Takaran Dosa?
  •  Bagaimana cara tahu lebih besar mana dosa dan pahala seseorang?
  • Siapa yang bakal menimbang besarannya?
  • Siapa yang membuat takarannya?
  • Bisakah kita menakarnya? 
  • Mencuri seribu rupiah apakah dosanya lebih ringan daripada yang mencuri hingga milyaran rupiah?
  • Menyumbang dengan berkoar-koar bukankah sama saja dengan kesombongan yang terselubung?
  • Tahu seseorang melakukan kejahatan tapi tidak melakukan apapun melainkan hanya diam saja. Apakah sama saja dengan menjadi pelaku kejahatan?
  • Selingkuh dengan diam-diam atau menikah dengan dua istri. Dosa?
Sekedar pemikiran di siang hari. Seperti membedah benang yang sudah tipis tapi harus terus dibelah. Tidak akan menemukan jawaban absolut,selalu akan ada pro dan kontra.

Kamis, 12 Desember 2013

Rumah Duka Part 2

     Hal yang menyedihkan dimanapun termasuk rumah duka adalah apabila yang meninggal orang yang tidak punya uang,suguhan makanan sedikit,papan turut berdukacita hanya satu ataupun dua bahkan tidak ada. Sepi pengunjung.

Jadi teringat akan pembicaraan dengan mantan bos saya.
"Tuh lihat kalau orang tidak punya uang,yang datang aja sedikit!" Ujarnya.
"............" Saya memilih untuk bungkam.

"Lihat kalau orang kaya meninggal,yang datang banyak,papan nama bersebaran sampai overflow." Lanjutnya
"............" Diam,sembari menyadari realita yang terjadi.

"Buka dua ruangan pun sampai tidak cukup,tamu datang silih berganti,bandingkan dengan yang tidak punya uang,yang datang tidak ada,musik penghiburan tidak ada,yang menangisi pun tidak ada."Cerocosnya.
"..........."

"Lihat peti matinya dari kayu jati,harganya mahal hingga ratusan juta,bukti keluarganya sayang. Keluarganya menangis sembari meraung-raung."
" Apa indikatornya selalu dengan sesuatu yang kasat mata?" Ujarku dalam hati.

"Yang mengantar ke tempat persemayaman terakhir diiringi oleh banyak orang,dikawal oleh Patwal setelah acara persemayaman maka dilanjut acara makan-makan,kalau orang tidak punya uang? Boro-boro diiringi oleh banyak orang, anak sendiri saja belum tentu mengiringi. Makan-makan apalagi,paling juga sehabis dikubur pulang ke rumah masing-masing." Pungkasnya.

     Tidak semua orang memandang hal sama seperti yang dipandang oleh mantan bos saya,tapi itulah pandangan baru bagi saya,bahwa setiap orang baik besar maupun kecil memandang,menilai sesuatu dari apa yang mereka lihat dan rasakan. Gap yang menganga tampak terlihat jelas,perbedaan antara si kaya dan si miskin. Itulah realita kehidupan.

"Tidak ada orang yang ingin meninggal miskin,meninggalkan hutang."Tutur Mrs M.

Tanpa bermaksud mengurui. Ucapan Bill Gates "Manusia lahir tidak dapat memilih ingin lahir dari keluarga kaya atau miskin. Itu bukan kesalahan mereka. Tetapi apabila seseorang meninggal dalam kemiskinan,itu adalah kesalahan mereka sendiri." Ini jawaban saya dari dalam hati.

Rabu, 11 Desember 2013

Rumah Duka Part 1

     Apa sih yang disebut rumah duka? Tempat untuk berduka? Tempat penghormatan terakhir? Atau tempat sekedar untuk makan minum sembari bercengkrama?
     Baru saja dari rumah duka Adi Jasa,mengunjungi kakek teman yang baru meninggal. Disana tersebar papan nama penuh akan orang yang turut berbelasungkawa. Sekedar info untuk mengetahui orang itu penting atau tidak,golongan terpandang atau tidak cukup melihat papan nama yang ada,semakin penuh ruangan akan papan nama maka semakin terpandanglah orang tersebut.
      Di sisi  lain terjadi pergeseran yang cukup aneh untuk saya pribadi dimana dahulu ketika orang meninggal di rumah duka disediakan kacang,kwaci,minuman gelas kemasan,dan snack-snack ringan. Sedangkan sekarang makanan berat pun tersedia,mulai dari sop merah,soto,nasi goreng dan hidangan berat lainnya. Tergantung penyelenggara. Dan yang paling lucu adalah ada semacam stand kopi yang memberikan minuman secara gratis. Dalam hati saya bertanya ini promosi terselubungkah di tengah orang yang sedang berduka? Bergeserkah makna dari RUMAH DUKA?
      Apanya yang berduka? Jika disibukkan dengan aktifitas makan yang tidak selesai-selesai atau disebabkan tidak mau rugi karena sudah memberi uang duka cita. Ingin balik modal dengan makan sekenyang-kenyangnya. Orang yang meninggal tidak saya kenal,bagaimana mau berduka? Menunjukkan rasa simpati dengan kehadiran saya? Ah sudahlah,mungkin saya yang masih muda belum mampu untuk merasakan apa yang dimaksud dengan duka itu sendiri

Hujan Di Pagi Hari

      Pukul enam pagi sudah hujan,saat sebagian aktifitas rutin belum dimulai. Membuat malas untuk melakukan sesuatu. Ah,mungkin hanya aku yang begitu. Yang lain tetap bersiap untuk melakukan kegiatan rutin mereka. Ini bukan soal mood,ini soal komitmen dan dedikasi.
     Mengapa hujan tidak terjadi pukul sembilan pagi saja? Disaat aktifitas perkantoran dimulai,sudah sampai di kantor dengan selamat. Jika Tuhan dapat didikte,mungkin kekacauan akan terjadi. Bagaimana nasib marketing? Yang pekerjaan sehari-harinya berada di jalanan.
     Mau beraktifitas atau mau melanjutkan tidur itu balik ke pribadi masing-masing. Hanya tiga hal yang pasti yaitu waktu terus berjalan. Bumi terus berputar. Matahari terus bersinar.

Selasa, 10 Desember 2013

Bangun Pagi

      Nikmatnya hari ini ketika bangun pagi merasakan embun pagi,dinginnya udara pagi,segarnya oksigen yang dihirup ditemani kicau burung dan suara ayam berkokok yang sayup-sayup terdengar di wilayah saya bermukim.Mengingatkan akan suasana masa kecil di Bandung dimana jarang terdengar suara motor,mobil,yang ada hanyalah para pejalan kaki,becak,kokok ayam di pagi hari. Yang kini suasana itu tidak bisa didapatkan kecuali berada di pedesaan.
     Sudah hampir 2 tahun jarang bangun pagi semenjak pekerjaan tidak mengharuskan untuk bangun pagi.Disebabkan gaya hidup tidak sehat saya dimulai tidur jelang subuh dan bangun antara jam delapan pagi hingga sepuluh pagi. Dimana waktu produktif saya adalah jam sebelas malam keatas.
     Resolusi tahun depan mungkin saya akan menormalkan jam tidur saya. Bergaya hidup sehat diimbangi dengan olahraga. Semoga bisa terlaksana.

Senin, 09 Desember 2013

Aspirasi Generasi Y (Gen Way)

     Kutipan ini saya dapat dari majalah SWA yang ketika saya renungkan ternyata saya pun mencari hal tersebut secara tidak sadar.
Aspirasi-aspirasi gen Y::
  • Kesempatan meraih prestasi pribadi (self-achievement)
  • Kesempatan berkontribusi sosial pada masyarakat
  • Kesempatan mendapatkan insentif yang bermanfaat bagi keluarga
  • Kesempatan memperoleh tantangan yang berbeda-beda.

Minggu, 08 Desember 2013

Insane

Insanity is doing the same damn thing over and over and expecting a different result

Senin, 02 Desember 2013

Loper Koran Indragiri Surabaya

     Bagi yang sering melewati jalan Indragiri arah Mayjen Sungkono Surabaya di pagi hingga sore hari,pasti tahu apa yang akan saya ceritakan. Di perempatan lampu merah,tampak penjual koran yang memakai tongkat. Tulisan kali ini saya mencoba mengisahkan penjual koran ini.
     Setiap hari saya selalu melewati jalan ini dan berpapasan dengan penjual koran ini,satu hal yang saya kagumi adalah ia selalu berjualan koran dari pagi hingga siang hari,terkecuali ketika hujan ia tidak kelihatan berjualan. Hal yang menarik adalah ia berjualan sejak lama dengan memakai tongkat. Saya berpikir kenapa tidak minta-minta aja menjadi pengemis? Hanya perlu modal tampang memelas ingin dikasihani,apalagi dengan tongkat di tangan. Saya yakin banyak yang iba.
     Tetapi ia berbeda,ia menjadi loper koran setiap hari di tempat yang sama selama bertahun-tahun. Saya tahu karena saya setiap hari selalu melewati jalan tersebut. Ia membawa koran di dengan alat bantu yang diikatkan di tubuhnya. Dalam hati saya bergumam,"hebat ya."Jika saya dikondisikan seperti itu mungkin saya memilih mati,atau tinggal di rumah minta dikasihani,tak mau berbuat apa-apa,hanya minta dilayani.
     Hal paling mendasar yang saya dapatkan dari orang ini adalah ia tidak menyerah pada keadaan dan menurunkan derajatnya menjadi seorang pengemis,ia memilih bekerja apa yang ia bisa lakukan. Secara tidak langsung orang menjadi respek terhadap dia. Saya yakin banyak orang yang membeli koran kepadanya dan kembaliannya silahkan diambil. Tetapi orang yang memberi tersebut merasa rela dibandingkan memberi kepada pengemis yang karena keterpaksaan disebabkan rasa tidak nyaman akan kehadiran mereka.
     Walaupun jualan koran dibandingkan menjadi pengemis lebih besar penghasilan pengemis,apalagi baru saja ada berita pengemis membawa uang kontan sebesar 25 juta rupiah,yang hasil penyelidikan polisi adalah hasil meminta-minta selama beberapa minggu.
     Hal terakhir yang ia lakukan adalah selalu mengucapkan kata ajaib dengan lantang "terima kasih"disertai dengan senyuman yang tulus. Senyum dan ucapan terima kasih bagi saya sudah sangat jarang sekali saya temukan di lingkungan saya. Bagi saya sendiri itu adalah setetes embun yang menyegarkan.Pertanyaan saya untuk pembaca,sudahkah anda tersenyum hari ini? Saya sendiri belum.

Sabtu, 30 November 2013

Warung

     Tulisan ini saya buat untuk mbak Fifi,yang katanya tulisan saya ini sukar dipahami,dari awal hingga akhir. Yang saya sendiri bingung yang sukar dipahami dibagian mananya.
     Di depan rumah saya ada warung yang dagang setiap hari dan saya katakan sepi pembeli tapi ramai pengunjung alias tamu yang datang hanya untuk mengobrol. Saya rasa pemilik warung tersebut berdagang sembari mengisi waktu luang karena warungnya menyatu dengan rumah dan buka tutup semau yang punya warung.
     Setiap hari warung tersebut disantroni oleh pengamen. Pengamen yang saya kategorikan sebagai preman terselubung dengan ciri suara pas-pas an,bergitar,dan bernyanyi sampai dikasih uang,maksa lagi. Kalau tidak dikasih bakal nyanyi terus.
     Saya suka menghitung,kalau sehari pengamen datang lima orang dan kelima orang tersebut dikasih uang lima ratus rupiah,maka warung secara langsung sudah merugi dua ribu lima ratus rupiah. Dan apabila dikali tiga puluh hari maka akan mengeluarkan biaya tujuh puluh lima ribu rupiah. Belum apa-apa sudah tekor duluan,memang nasib pedagang harus modal dulu bagaimanapun juga.
     Warung kini kian tergusur dengan minimarket yang memiliki kelebihan antara lain ber-AC,self service.Tinggal bayar di kasir. Beres,tidak pakai lama.
     Keunggulan warung yang paling mencolok dibandingkan minimarket yaitu bisa HUTANG. Mana ada minimarket bisa bayarnya pakai hutang?
     Satu-satunya keunggulan warung yang tidak dapat terbantahkan adalah hubungan yang akrab antara pedagang dan pembeli,baik itu warung kopi,warung makan,maupun warung sembako. Dibandingan dengan karyawan minimarket yang terasa sangat kaku ketika melayani pembeli. Mungkin bukan melayani dengan hati,melainkan hanya karena tuntutan pekerjaan.
     Interaksi lebih banyak terjadi ketika ada di warung.Walaupun sekarang sudah semakin tergerus oleh sikap individualistis dari masing-masing kita. Di warung tersebut banyak orang bercakap-cakap,entah apa yang dibahas karena saya sendiripun hanya mengamati dari jauh.Mungkin pemandangan ini tidak akan saya temukan di perumahan-perumahan elite di Surabaya. Haruskah saya bersyukur akan hal ini? Mungkin iya.Karena warung di depan rumah saya bisa membuat tulisan ini.

Jumat, 29 November 2013

Ide

      Sedang kekeringan ide ketika di depan laptop. Padahal kalau lagi tidak ngapa-ngapain ide-ide bermunculan. Untuk menangkap ide kadang harus ditulis secara acak-acakan dulu,supaya  tidak lupa. Akhirnya cari-cari artikel tentang ide untuk bikin penulisan ini.
     Kalimat Deddy Corbuzier mengenai ide.“Dalam 2 x 24 jam ide harus diwujudkan, karena kalau tidak, ide yang mulanya bagus akan terlihat bodoh. Kalau menunda, yang ada kita malah memunculkan antitesa atau alasan untuk tidak melakukan ide tersebut.”
     Setiap hari kita selalu berpikir dan ide-ide akan bertebaran,tetapi benar apa yang dikatakan Deddy,begitu tidak diwujudkan atau dicatat,maka hal itu hanya seperti angin lalu. Jadi siapkah anda mengaplikasikan ide-ide yang bermunculan?

Kamis, 28 November 2013

Cepat Kaya Atau Cepat Miskin ?

      Dari dulu saya selalu berpikir,gimana sih cara paling cepat kaya atau miskin? Tanpa memandang passion,panggilan jiwa,etika,maupun yang berdampak bagi lingkungan,bangsa maupun negara jawabannya saham,forex,indeks.
      Bagi banyak orang apa yang sebut di atas itu tempat judi legal,ada yang menang,ada yang kalah,karena ada permintaan ada penawaran. Apakah pandangan itu salah? Tergantung siapa yang memandang dan siapa memberi jawaban.
    

Rabu, 27 November 2013

Debat

     Akhir-akhir ini acara debat terbuka di stasiun televisi semakin banyak. Debat mulai dari polemik urusan rumah tangga,politik,kebijakan pemerintahan,dan lain sebagainya. Yang di akhir debat,saya merasa debat tersebut tidak berguna,satu pihak membela mati-matian keputusan,dan di lain pihak menentang dengan nada tinggi,tanpa mau mendengar pemikiran dari pihak lain. Dan dipenghujung acara tidak menghasilkan sebuah kesepakatan apapun.
     Apakah begitu sukarnya membuat sudut pandang dari perspektif yang sama melalui debat? Menjelek-jelekan kebijakan orang lain tidak pernah membuat orang yang menjelekan tampak bagus,hanya mencela dan menjadi apatis. Membuat orang menjadi memiliki keberpihakan antara yang satu dengan yang lainnya. Bertengkar dengan mulut,jika emosi tidak tertahan maka baku hantam pun tak terelakkan.
     Katanya negara demokrasi,tapi bila tidak sepaham langsung saja sikat,Negara beragam kultur tapi memandang dengan kacamata kuda,politik membuat yang sederhana menjadi tampak rumit, apakah rakyat menjadi tampak bodoh? Ataukah mereka yang sedang berdebat yang membuat diri tampak terlalu pintar?
     Masih layakkah disebut negara demokrasi,bila satu narasumber berbicara,apabila tidak senang,langsung saja potong pembicaraannya. Timbali ucapannya,dan kalau bisa jangan kasih kesempatan lawan berbicara. Pamer pendidikan,gelar tapi minim etika? Inilah cerminan negara yang katanya DEMOKRATIS ?
     Tanpa kerendah-hatian debat tidak akan menghasilkan apapun selain polemik dan membuat penontonnya untuk berpihak. Jangan bilang pula tidak usah ditonton,melalui debat saya bisa belajar banyak hal. Cara berbicara,bagaimana menahan emosi, pengetahuan baru,sudut pandang berpikir yang baru. Saya sendiri berharap kita semua tidak apatis tanpa melakukan apapun dan hanya mencela. Saya belajar untuk menikmati arti kata demokratis itu sendiri. Semoga kalian juga menikmatinya walaupun hanya menjadi penonton.

Senin, 25 November 2013

Kolom Duka Cita

     Baru-baru saya ada ketertarikan baru dalam membaca koran. Saya suka membaca kolom duka cita. Melihat siapa yang meninggal. Dahulu saya hanya suka baca koran bagian Olahraga. Sisanya kalau sempat dibaca,kalau tidak sempat ya sudah biarkan saja.
     Sebelum ini mantan atasan saya,hobinya juga melihat kolom dukacita. Saya pikir ngapain juga melihat hal seperti itu,engga penting !! Sekarang saya baru tahu apa pentingnya kolom dukacita itu yaitu untuk mempublikasikan kepada banyak orang bahwa seseorang meninggal tanpa perlu memberitahu satu per satu kerabat dan kawan maupun saudara.Cukup baca saja koran tersebut tanpa perlu banyak berkoar-koar.
     Kadang dari situ kerabat yang tidak kita ketahui rimbanya tiba-tiba nampak. Dari pengalaman saya pribadi,ada teman yang orang tuanya baru meninggal,saya baru tahu dari kolom tersebut karena sudah lama tidak bertemu. Dan dari sana pula saya tahu usahanya apa,rumahnya dimana. Karena di kolom duka biasanya pada kop kolom ada nama perusahaan atau toko orang yang meninggal tersebut,disertai dengan alamat tempat tinggal sekarang.
      Hal yang membuat saya kagum adalah satu halaman penuh di sebuah media cetak akan berita dukacita,disertai dengan nama-nama perusahaan yang turut berduka cita. Bahkan bisa mencapai 3 halaman. Dari situ tampak betapa kolom dukacitapun dapat dijadikan ajang unjuk gigi maupun simpati bagi orang yang memiliki uang.
     Ah,sudahlah mungkin saya hanya bisa sirik akan hal tersebut karena satu halaman di media cetak untuk berdukacita bisa memakan gaji saya selama satu tahun. Tapi yang pasti dengan hobi baru saya ini mungkin saya disadarkan bahwa siapapun tidak menghindari ajal yang menjemput,baik kaya atau miskin,tua maupun muda,kelak akan kembali menjadi debu,tanpa membawa apapun....

Logika Judi

     Pernahkah anda berjudi? Kebanyakan menang atau kebanyakan kalah? Saya mencoba menjelaskannya secara logika kepada anda.Judi itu hanya masalah probabilitas,anggap saja Timnas Indonesia melawan tim nasional dari Inggris. Tim manakah yang bakal menang?
     Banyak pasti yang memilih timnas Inggris. Karena secara kasat mata Inggris pasti menang jika ditilik dari postur tubuh,tradisi sepakbola,dan lain-lain. Jika judi bola semudah itu maka tidak akan ada yang namanya BeWin,WilliamHill dan perusahaan yang menjadi bandar perjudian.
     Jika perjudian tidak ada vor-vor an. Maka peluang menang anda jika memilih Inggris 50:50. Dengan asumsi skor imbang maka uang kembali. Disinilah peran bandar bermain. Mereka menciptakan yang disebut handicap atau bahasa lainnya vor-voran.
     Handicap ini adalah semacam syarat bagi para petaruh yang memilih Inggris sebagai pemenang. Anggap saja voor 2. Voor 2 adalah apabila Inggris menang 2-0 dianggap draw,skor 1-0 untuk kemenangan Inggris tapi tetap bermakna kekalahan bagi petaruh. Jadi syarat bagi petaruh untuk menang adalah dengan skor kemenangan 3-0 untuk Inggris,atau selisih 3 bola. Boleh 4-1,5-2 dan seterusnya maka petaruh akan menang.
      Handicap biasanya disertai dengan tambahan uang apabila petaruh mengalami kekalahan. Anggap saja seseorang bertaruh untuk Inggris sebesar sepuluh ribu dengan uang tambahan 10% apabila kalah. Maka apabila Inggris kalah maka petaruh harus membayar kepada bandar sebesar seratus sepuluh ribu. Tetapi apabila petaruh menang maka akan dipotong komisi sesuai dengan kesepakatan yang biasanya 5%.
     Apabila kita mencermati dengan seksama,maka peluang petaruh apabila memilih Inggris bukan 1:1 tetapi 1:5.
  • Skor 0-0 = Kalah
  • Skor 1-0 = Kalah
  • Skor 2-0 = Draw
  • Skor 3-0 =Menang
  • Skor 0-1 = Kalah
     Disinilah peluang bandar lebih besar untuk sebuah kemenangan dibandingkan dengan petaruh. Disinilah peran psikologi bermain. Dengan nama besar Inggris,siapa yang berani mendukung tim sendiri? Padahal secara tidak langsung ketika pertandingan dimulai anda sudah kalah dahulu karena skor 0-0 pada awal pertandingan. Pertandingan 11 orang melawan 11 orang.jadi bagaimana bandar bisa bangkrut? Apalagi bandar yang memiliki banyak petaruh,tidak semua petaruh akan memilih Inggris mungkin juga memilih timnas,apabila diklopkan,keuntungan bandar sekitar 5-10%.
      Saya pun tertarik akan satu hal. Siapa yang menentukan Handicap,bagaimana mereka bisa membuatnya? Hingga saat ini informasi akan hal tersebut masih belum bisa saya dapatkan. Apakah mereka membentuk tim khusus untuk berhitung,membuat rumus yang sistematis? Hanya perusahaan yang bergerak di bidang judi yang mengetahuinya.
     Pada akhirnya judi itu kembali pribadi masing-masing,tetapi masih banyak orang yang menggantungkan nasib dengan berjudi,berharap keberuntungan datang kepada mereka dengan bertaruh. Memperoleh uang dengan dengan mudah.
     Sekarang pun Bandar Internasional yang berasal dari Thailand,Singapore maupun Malaysia mulai menyasar Indonesia sebagai pasar potensial yang belum tereksplorasi seluruhnya. Sekian dulu tulisan saya untuk topik judi ini. Semoga bermanfaat.

Minggu, 24 November 2013

What I Feel Right Now....

Pertanyaan ini saya dapat dari Buku Your Job is Not your Career karya Rene Suhardono.
  • Apakah kamu happy ? No
  • Do You feel happy? No
  • When the last time you feel happy? When i didn't think about money.
  • Puas dengan apa yang dicapai? No
  • Puas dengan apa yang telah anda kontribusikan? TIDAK
  • Puas dengan pemanfaatan waktu,talent, dan energi yang telah kamu miliki? TIDAK
"If you take the attitude that what you have is what you need to make you happy,you will happy! Happiness is here and Now"


Jumat, 22 November 2013

A Leader Is A Dealer In Hope

          Baru saja mendapatkan Quote tersebut dari Bong Chandra waktu mengikuti seminar. Kalimat tersebut setelah saya selidiki quote milik Napoleon Bonaparte. Kalau di indonesiakan mungkin bahasanya seperti ini Pemimpin adalah penjual harapan.
          Kenapa pemimpin adalah penjual harapan? karena bagi para pengikutnya mengikuti apa yang pemimpin harapkan akan membuat mereka memperoleh sesuatu yang lebih baik di masa depan. Harapan itu  indah,harapan akan masa depan yang lebih baik,pendapatan yang lebih baik. Berkaca dari pengalaman saya sendiri,harapan itu yang membuat seseorang kuat. Maka jangan berhentilah BERHARAP.

Selasa, 19 November 2013

The 20 Mistakes You Don’t Want To Make In Your 20s

Your 20s compose undoubtedly the most pivotal time in your life. While there are plenty of temptations and distractions, the decisions you make here are truly what dictate your future, as the weak fail and only the strong survive.
Do you have what it takes to become a monumental success? Or will you live out a life of mediocrity? The choice is up to you. While many think they have all the answers and the keys to success, we have seen those people make the same pitfalls too many times before.
This is the time for you to hustle, scrap and fight for the life that you want for yourself. You manifest your own destiny during these crucial years.
Every move you make is a test. Don’t f*ck it up. These are the 20 Mistakes You Don’t Want To Make In Your 20s.

20. Working for money, not for building your dreams

Never do anything just because it’s convenient for you. Look to challenge yourself and build your own dream instead of building someone else’s. Even if it doesn’t exactly make sense now, create something with great value so you can cash out big.
Always look to the future and never for immediate compensation. What are you going to do with those weekly wages anyways? Stop being so entitled and pretending like you deserve cash, prizes and vacations just yet. You will soon realize once you’ve made it that making money doesn’t make you happy. It’s the journey.

19. Thinking that this is the right time to fall in love

While all of your friends might be doing it, don’t fall into the trap of a relationship. Sure it seems like the right thing to do, but your 20s are entirely too crucial for your personal growth for you to be focusing on fulfilling the wishes of another individual.
Not only does it make you complacent with where you are in life, but it makes you boring. When your business is at stake and your future is resting on your shoulders, the last thing you need is to be bogged down by an insecure lover rushing you home.
Get out there, meet new people, test the limits and have fun. It will take you to the places you’ve only dreamed of going.

18. Trying to act like the man rather than learning how to become one

Instead of going overboard on the Gucci monogram and bottles in the club, as if you just signed to Rocnation, spend that time focusing on your career.
Every second counts and if more time is spent pretending to be the person you want to be instead of becoming that man, then you’ll sink in quick sand without even knowing it.
A real man is willing to make sacrifices. If you aren’t down to put in the work, then please don’t act like you are. You can enjoy the success when you actually attain it.

17. Making friends instead of earning trust

The in-crowd may be tempting, but you’ll probably fall victim to surrounding yourself with social climbers. We know you feel entitled to celebrate, but please relax. It’s never attractive when you act as though this is the last time you’ll ever see this in life.
Make connections with people based on trial and error, not presuppositions and drunk ranting about what they can do for your business.
If you ever want people to take you seriously, then you have to take them seriously. Just because you think you trust someone doesn’t always mean you can. Heed any red flags in the past before jumping into any kind of venture with them.

16. Not caring because you only live once — that’s for fools

We all are guilty of irrational decision-making in our 20s. Fast people and fast times with money in your pocket always lead to over-extending yourself.
A life of partying, heavy drugs and pretty much having that YOLO attitude will leave you flat on your ass. Get focused and lock into what you’re supposed to be doing. If you don’t know what that is, then you better figure it out ASAP.

15. Making all your wants, needs

Expensive women and cheap thrills coupled with the expensive sneakers should not be on the list of your needs. Setting the foundation for your business and team is far more important than updating your wardrobe and chasing sex.
Distinguish between what you want and what you actually need. Make sure your priorities are in tact or you will lose your track.

14. Forgetting that family comes first

Those who supported you before anything deserve to be taken care of when you reach your success. If you aren’t doing this for the ones you love, then you’re not doing it right. Family comes first, no matter what happens. If you work for whom you love instead of just yourself, you will get far.

13. Blaming anyone else but yourself for anything in life

Hold yourself accountable for everything. At the end of the day, all you have in the world is yourself — so go hard. Don’t look to anyone for answers and instead of making problems, create solutions.
Whether it was that job you wanted, the funding you needed or the love you think you can’t live without, there is no one that can be held accountable in this universe except for you.

12. Getting comfortable like you actually deserve down time

Unless you’re chilling with Victoria’s Secret models in Monaco this weekend, you shouldn’t even be thinking about taking a break anytime soon. You need a vacation?
What have you accomplished? Mark Cuban spent seven years building out his first business before he even took a break. Don’t get lazy now.

11. Sticking with jobs that didn’t teach you anything

A bad job is like an unhealthy relationship. Truthfully, the only reason you’re there is because it is the safest and easiest thing you know.
Any job or relationship that allows for you to get comfortable should be avoided at all costs. The last scenario you could ever want is becoming like the rest of those miserable 40-somethings faced with weekends of minivans and soccer practice.

10. Following the crowd instead of forging against it

You can be aware of the trends, but never follow them. If all your time is spent trying to adjust to your surroundings, you’ll get lost in the crowd all the more easily.
Success and greatness are constructed by trendsetters themselves, not those who latched on to what’s currently trending. We hope that you don’t have any aspirations to look like your favorite rapper. Temptation to be influenced by those who you aspire to be like is easy, but no one finds his or her calling while following in the footsteps of another.

9. Failing to energize those around you

Although you may sometimes think there is a lack of talent in your networks — this is never the case. It is your sole responsibility to inspire, encourage and drive those around you to succeed.
Failing to do so only confirms that you fall victim to that which you accuse others of. Change and greatness can be sparked everywhere, but bring it upon yourself to trigger it.

8. Thinking you need to stop learning and growing

You have more zeros at the end of your bank statement and stamps in your passport than you had ever imagined. Don’t consider this your victory lap, but rather as a taste of greatness. Do you live to enjoy the moments you dreamed of or a lifetime of unimaginable success?
The common misconception that once things are in your favor, you no longer have to put in the 3:00AM work hours is a dangerous problem. The fewer nights that you’re willing to put in the work, the fewer opportunities you will have to celebrate your achievements in the future.

7. Thinking that anyone will ever pay you back

Your 20s will be accompanied with a slew of poor investments by both you and those around you. Whether rich or poor, there will always be someone in your circle that will need a helping hand. If you ever think you’re going to see that money again, you’re sorely mistaken.
If there were a plan of action and re-investment, then the truth is that you will not see $1 back. Times are tough, especially in your 20s and finding a route back to financial freedom is often seen only when winning the lotto or signing your first deal with Ca$h Money Records.
Of course miracles do happen, but the probabilities that you’ve essentially given the money away are far too high.

6. Investing in relationships with the wrong values

Your love life is an investment — and the smarter the deals you execute, the savvier of an investor you become. Instead of navigating through an ambiguous investment in which you shower your lover with cash and prizes for existing, make sure he or she will demonstrate positive returns. Your love life should have a solid ROI.

5. Holding on to friends that waste your time and add no value to your life

You’ll be sucked down into the abyss right with them if you don’t cut the fat of the group. Family and friends could have been great to you as a child, but if they no longer hold the value and inspiration that is needed for you to thrive in life, then cut them loose.
The only individuals you should be surrounding yourself with are those that challenge your ideas and motivate you to find the next solution to your problems. No, not the pessimistic assh*les who shoot down your ideas with their negativity, but rather the ones who genuinely want to see you succeed no matter what you do in life.

4. Forgetting about the piggy bank and spending every dollar you have

If our check is for $9, then we’re most likely spending $30. Between credit cards, school loans and every other avenue for attaining a quick dollar, our need for immediate gratification is worse than ever.
The truth is it’s about making more money, not saving it. But at the same time, if you have no means for expanding your revenue channels, then you must be able to save a few dollars here and there. No one likes to have to walk to work because he blew every dollar at LAVO.

3. Not wrapping it before tapping it

If you don’t want to have a child then you better limit your excuses. As vulgar as it may sound, sometimes there are only a few options in life, so you must avoid all potential margins of error.
The road to success is not paved with having responsibilities of children and your future wife to be. This is a somewhat lonely journey that you must take by yourself and those you love will be able to celebrate with you after.

2. Dating unstable people with mommy and daddy issues

We need to control the invincibility we all feel when it comes to both men and women. Whether she’s a stripper or he’s a frat bro, we feel the need to be the knight in shining armor for our lovers.
As chivalrous as this may seem, we hate to break it to you, but you will never be able to change anyone. By setting yourself up for a losing battle, you’ve only ensured your misery for the next few months. She’s clingy for a reason, don’t be her Dr. Phil. And if he doesn’t have ambition now, he never will.

1. Forgetting that karma is a huge b*tch

Whether it’s burning bridges with people you loved, stealing your friend’s girlfriend or plotting against an ex-partner, we must always remember that karma is the biggest b*tch we’ve ever met.
There is nothing more true than the fact that whatever goes around comes around, and you are not immune to the cosmic forces that be. We’re not asking you to go on your Mother Teresa pilgrimage, but don’t be surprised when reality catches back up with you and brings you to your knees. Be a good person. You’ll get further in life.

Source:http://elitedaily.com/life/the-20-mistakes-you-dont-want-to-make-in-your-20s/

Senin, 18 November 2013

Lagi-Lagi Judi.

     Tiap hari selalu ada saja pemberitaan di media massa baik koran maupun televisi akan penangkapan judi,mulai dari togel,bola,kartu,sabung ayam. Uang puluhan ribu hingga ratusan juta rupiah dipertaruhkan. Tapi bagi para peminatnya judi tetap saja menarik,walaupun menurut Undang-Undang Negara hal itu dilarang.
     Saya tidak akan membahas mengenai agama. Karena saya pun tidak terlalu mendalami masalah agama,walaupun setahu saya agama pun melarang akan hal tersebut. Mengapa judi tidak dilegalkan? tidak berjudi di indonesia juga masih bisa lari ke Singapura atau Malaysia dimana judi dilegalkan. Pemerintahan disana mendapat devisa,kunjungan wisatawan yang meningkat karena peminatnya ya rata-rata orang Indonesia walaupun semua kembali ke pribadi masing-masing.
     Sudah bukan rahasia lagi apabila pemberitaan penangkapan judi hanya sebatas kelas teri. Yang kelas kakap tidak pernah terekspos. Mengapa demikian? Karena yang kakap mampu "memelihara" orang dalam. Yang anda sendiri pasti mengerti maksud saya.
     Saya pernah hidup di jaman SDSB. Dimana hal tersebut masih dihalalkan oleh pemerintahan jaman dahulu secara terang-terangan. Dibandingkan dengan sekarang yang dimanapun masih hidup walaupun secara tersembunyi dan masih saja ada pungutan liar.
     Saya pun terkadang kagum akan akal-akalan para bandar judi,sebut saja yang saya ketahui yaitu TOGEL(toto gelap). Ini kisah saya di Bandung. di tahun 2004an ada judi legal kata orang-orang di lingkungan saya. Nama permainannya JAYA. Saya pribadi tidak tahu mengapa diberi nama Jaya. Para petaruh diberi waktu hingga pukul 4 sore untuk memasang taruhannya. Dan pengumumannya akan dikeluarkan pada pukul 1 dini hari melalui radio. Bayangkan,melalui radio!!! Pada awal pengumuman akan didengungkan suara lagu khas Sunda,kemudian penyiarnya akan berceloteh tentang nomor yang akan keluar pada hari ini,sembari menambah adrenalin pendengarnya. Seakan kita dibawa ke acara kuis berhadiah puluhan juta rupiah. Entah kenapa akhirnya Jaya ini tutup. Mungkin karena adanya pergantian Kapolri baru yang anti judi.
     Saya mengandaikan jika judi dilegalkan maka pungutan liar tidak ada,pemerintah mendapat untung dari pajak. Banyak orang mendapatkan lapangan pekerjaan. Terlepas dari haram atau tidaknya judi itu sendiri.Itu kan masalah pribadi,mengapa harus diatur sedemikian rupa? RESIKO DITANGGUNG SENDIRI. Toh buktinya Malaysia yang katanya negara yang kulturnya mirip dengan Indonesia maupun Singapura yang negara kapitalis mendapat pendapatan yang sedemikian rupa dari judi itu sendiri.
     Jika ada kesempatan lebih saya ingin menulis dengan detail tentang ragam judi. Mungkin di lain kesempatan

Minggu, 17 November 2013

Judi Lagi

     Melanjutkan tulisan saya  kemarin. Kembali ke kisah teman saya. Ketika ia menjadi bandar ia hidup foya-foya,punya istri simpanan padahal sudah punya anak dan istri di rumah.Dengan gamblang ia menceritakan kisahnya kepada saya,istri sah nya tahu akan pekerjaan suaminya tapi tidak bisa berbuat apapun. Sebagai istri ia patuh kepada suaminya. Ia tahu akan keburukan suaminya. Suka dugem,suka main perempuan. Akhirnya si istri membuat kebijakan dengan memberi izin dengan syarat sang suami memberi uang "jatah" setiap kali ia akan dugem sebesar 1 juta rupiah. Apabila ia ke Jakarta untuk bertemu BIG BOS,tarifnya 5 juta. Mungkin itu salah satu cara untuk mengerem sikap boros sang suami. Daripada uangnya habis untuk hal yang tidak jelas. 
     Jangan pernah bilang jadi bandar itu pasti enak,bayangkan saja jika yang bertaruh itu tidak bayar atau berhutang,bakal mati tidak? Tapi kembali lagi balik ke managemen keuangannya. Tidak semua petaruh itu "nakal". Banyak yang bertaruh karena iseng,untuk menambah adrenalin ketika menonton sebuah pertandingan. Ada pula yang menjadikannya sebagai sumber penghasilan.
     Bandar yang keuangannya bagus adalah bandar yang tidak turut berjudi.Satu-satunya kesalahan yang harus dihindari adalah rasa tamak. Teman saya sebagai bandar ikut bermain sendiri karena emosi.
     Ketika seseorang macet bayar ia harus menanggung sebagai bandar. Sedangkan atasannya tidak mau tahu akan pembayaran yang macet,padahal kalau hanya jadi bandar tidak akan mungkin bangkrut. Hanya mempertemukan A dan B saja sudah dapat komisi. Sistemnya pun seperti MLM. Semakin ke atas semakin sedikit komisi tapi omset semakin besar.
     Semacet-macetnya orang tidak membayar hutangnya masih lebih besar keuntungan seorang bandar. Anggap kita menyama ratakan seperti ini. Dalam satu putaran ada sepuluh petaruh. 9 orang kalah bertaruh,1 menang taruhan. Bandar masih menang dari 8 orang. 2 orang tidak membayar masih untung dari 6 orang.
     Saya mengenal salah satu admin dari bandar ini. Di suatu kesempatan saya bercakap-cakap dengannya.
"Pernah tidak sih bandar kamu sampai rugi ?" Tanyaku
"Tiga bulan belum tentu satu kali,itupun nominalnya kecil."Sahutnya enteng.
"Nominal kecil itu berapa?"
"Dibawah sepuluh juta."
"Emang keuntungan per putaran berapa?"
"Dari Jutaan rupiah hingga ratusan juta bisa didapat dari satu putaran." pungkasnya.

      Saya pun tidak habis pikir,3 bulan hanya mengalami kekalahan hanya satu kali. Dan bisa bangkrut.
     To be continued.....

Sabtu, 16 November 2013

Judi

      Ini adalah pengalaman seorang teman  yang berprofesi sebagai bandar judi yang sudah bertobat. Ini adalah kisahnya.
     E adalah teman SLTP saya. Karena pergaulan yang salah,ia memasuki dunia perjudian. Awal muasalnya ia adalah pengepul taruhan judi bola. Ditangkap oleh polisi,dan akhirnya dijebloskan ke dalam penjara karena judi dalam bentuk apapun di Indonesia adalah melanggar hukum. Narapidana di Indonesia dibeda-bedakan oleh kasus yang ditimbulkan oleh mereka sendiri. Ia dimasukkan kedalam sel bersama para penjudi,pengepul,maupun bandar.
     Tahukah anda? Apabila anda dipertemukan di sebuah sel yang berisi orang-orang yang memiliki minat yang sama,apakah yang terjadi? Ia malah dipertemukan dengan bandar besar,diajari cara bermain yang lebih "bersih."
     Dahulu judi bola bermodalkan sms,atau pengepul di setiap perkampungan. Dari situlah dikumpulkan dan selanjutnya diserahkan kepada bandar. Disinilah nasib sial para pengepul berasal,karena harus merekap apa yang dipertaruhkan para penjudi. Sedangkan para bandar,lebih bersih karena hanya mendata apa yang para pengepul taruhkan.
     Pengepul secara kasat mata memiliki resiko lebih tinggi daripada bandar,tapi memiliki keuntungan yang lebih besar apabila ia memiliki banyak petaruh,dengan hanya mempertemukan para pejudi,ia sudah memperoleh keuntungan. Istilahnya "prok". Dalam judi bola selalu ada "keh" yang berarti uang tambahan apabila kalah. Dan apabila menang terkena potongan  5% dari nominal yang dipertaruhkan. Disitulah pengepul memperoleh keuntungan.
     Bagi yang belum tahu bagaimana bermain bersih,akan saya beritahu. Sekarang adalah jaman internet,disinilah tempat para penjudi lebih aman untuk beraksi. Jika anda adalah pencinta bola,bukalah situs www.livescore.com.
     Di situs ini para pencinta bola bisa mengetahui hasil sebuah pertandingan bola. Situs ini tidak ada unsur judinya. Yang menjadi masalah adalah iklan-iklan di website tersebut,sebutlah IBC,SBO,ITC,dan lain-lain. Situs itu adalah situs judi online. Dilihat dari no contact person berasal dari Singapore,Malaysia dan Thailand. Tetapi jika diperhatikan secara seksama iklan tersebut berbahasa Indonesia. Apakah indonesia termasuk target pasar yang potensial? Walaupun oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika sudah banyak situs-situs judi yang diblokir,ingatlah pencuri selalu selangkah lebih maju daripada polisinya.
     Judi dengan internet itu sukar dibuktikan,pertama karena masalah privasi,anggaplah seperti email yang ditanya apa email dan pasword anda? Servernya pun bukan di Indonesia. Tidak bisa dijerat dengan hukum Internasional karena tidak semua negara menganggap judi itu ilegal.

Robot Bernama Manusia

     Teman saya baru saja bercerita mengenai susahnya mendapatkan karyawan dengan gaji "murah". Banyak orang yang memilih menganggur daripada dibayar murah.
     Sudut pandang orang pengangguran adalah ingin gaji besar,pekerjaannya enak. Bagaimana bisa digaji besar kalau pekerjaannya saja belum tahu,apa yang harus dilakukan.
    Digaji besar tidak produktif sama aja dengan memberi gaji dengan sia-sia. Yang satu inginnya keuntungan sebesar besarnya dengan pengeluaran sekecil-kecilnya. Yang satu lagi ingin gaji besar dengan kerja seminimal mungkin.
      Di zaman sekarang orang memilih yang enak,dan nyaman. Apa jawabannya? Jadi  karyawan. Tidak usah memikirkan apa-apa selain job desk. Tanggal 1 terima gaji,mau ramai,mau sepi masa bodoh. Yang penting gajian.
     Menjadi serupa dengan orang kebanyakan,bagi saya sendiri itu menjemukan. Tidak ada nilai lebih untuk diberikan. Berkali-kali saya berpikir ulang untuk menjadi karyawan,dengan gaji yang pasti,jam kerja yang pasti,yang tidak pasti hanya masa depannya apabila dipecat. Beda dengan usaha sendiri. Semua resiko ditanggung sendiri.
     Kadang saya berpikir lebih baik manusia dimanusiakan,biarkan segala hal yang tidak memakai otak dikerjakan oleh robot. Robot hanya perlu dikasih makan listrik,tidak menuntut,tidak sakit,tidak ada keperluan ini dan itu.Dibandingkan dengan buruh yang menuntut ini dan itu. 

Jumat, 15 November 2013

Eksistensi

     Baru-baru ini saya membuat sebuah grup BB yang berisikan murid SD Petra 2 Kapasan angkatan 1998. Dimana saya bersekolah dahulu.
     Dimulai dari teman SD yang masih sering bertemu,yang hanya berjumlah 5 orang,berkembang menjadi hingga 25 orang. Masih kurang banyak. Tapi berkat kemajuan teknologi semua menjadi lebih mudah.
      Mencari seseorang sekarang jauh lebih mudah,selama masih aktif di dunia maya,semacam Facebook,Twitter, tinggal search di google maka foila.....tampaklah orang yang dicari.
     Kesulitan terbesar adalah apabila orang tersebut tidak aktif di dunia maya karena kesibukan di dunia nyata. Tidak semua orang narsis,dan tidak semua bekerja di hadapan computer dan terkoneksi dengan internet.
     Beberapa dari mereka sudah berkeluarga,fokus mengurus keluarga dan anak sendiri,ada pula yang bekerja membuka toko yang langsung berhadapan dengan customer.
     Internet memang mempermudah segala aktivitas. Cari sesuatu tinggal cari di Google. Dibandingkan dahulu harus bertanya kesana-kemari. Mencari jalan pun tinggal cari di Google map dengan GPS maka dalam sekejab akan terjawab,dibandingkan dengan tanya ke tukang becak,alamat ini dimana ya? Kalau baik hati dijawab dengan benar,kalau tidak malah bisa tersesat.
     Buat para jomblo,internet bisa juga juga ajang "jual diri"dalam arti positif. Bisa juga menstalker seseorang dari acount yang ingin dilihat tanpa diketahui sang empunya.
     Saran untuk orang yang "jual diri" di FB,instagram,maupun twitter.
     Untuk FB jangan membuat status sedih,galau secara terus menerus,bahkan berdoa di FB. Berdoa itu adalah hal pribadi,bukan untuk mempertontonkan kadar keimanan anda.
    Instagram. Jika mengambil foto jangan difokuskan ke wajah sendiri,secara tidak langsung menunjukkan anda itu narsis,siapa juga yang mau dekat-dekat dengan orang narsis? Pasti banyak. Kalau untuk foto makanan maupun foto liburan masih ok lah. Minimal mengetahui lokasi tempat makanan atau tempat liburan yang bagus untuk dikunjungi.
     Twitter. Hampir sama seperti FB,kicauan anda menunjukan isi otak anda. Jika tulisan anda tidak ada makna,tidak berbobot,apa yang bisa diharapkan ketika bertemu di dunia nyata.
     Yang sulit mencari orang yang tidak eksis di dunia maya,eksistensinya dipertanyakan. Seperti buku Renald Kasali yang berjudul Foto Branding,orang sadar kamera,berpose sedemikan bagus untuk membentuk sebuah image yang menarik. Mereka tidak termasuk dalam kategori tersebut.

Kamis, 14 November 2013

Metamorfosa

"Berubahlah oleh pembaharuan akal budimu, sehingga kamu dapat membedakan mana yang baik, yang berguna dan yang sempurna...".
Metamorfosis dari asal kata methamorphoo (artinya: "saya berubah") adalah akar dari kata 'change' atau 'perubahan' atau 'pembaharuan'. Pengertian awal 'methamorphoo' merujuk pada perubahan sikap dan mental seseorang sesuai dengan kesinambungan perkembangannya secara fisik maupun intelek ke arah pembaharuan hidup setiap hari guna mencapai eksistensi yang sempurna menurut naturnya sebagai manusia. Pada prinsipnya, perubahan sikap dan mental seseorang berbanding lurus dengan waktu dan pengalaman inteleknya.
Dalam Biologi, istilah ini di gunakan untuk menjelaskan perkembangan pada kupu-kupu dengan siklusnya yang unik, yakni dari telur -> larva -> ulat -> kepompong -> kupu-kupu dewasa. Dalam kasus ini, pengertian metamorfosis secara sederhana adalah perubahan dari bentuk yang sederhana menjadi bentuk yang kompleks dan sempurna.
Metamorfosis, atau perubahan merujuk kepada banyak aspek, baik realitas maupun abstrak. Perubahan itu dinamis; ia adalah historis, presentatif dan futuristik. Karakteristiknya adalah misterius, ada 'change maker(s)nya', berkesinambungan, dibenci, terdiri atas sisi keras dan sisi lembut, memerlukan pengorbanan, banyak mitos yang mewarnainya, menimbulkan ekspektasi tetapi juga ketakutan dan kepanikan.
Kehidupan yang dinamis selalu mengusung perubahan. Perubahan dekat dengan adaptasi. Beradaptasi berarti menunjukkan eksistensi dalam realitas. Berubah berarti beradaptasi tanpa kehilangan identitas. Bukan yang kuat yang bertahan, tetapi yang adaptif. Perubahan adalah bukti kehidupan. Manusia yang hidup akan selalu berubah; perubahan memberikan harapan. Kelangsungan hidup mustahil tanpa perubahan, dan mereka yang tidak dapat mengubah pikiran mereka tidak dapat mengubah sesuatu; perubahan biasanya membawa pembaharuan. Segala sesuatu harus berubah untuk sesuatu yang baru, untuk sesuatu yang menantang.
Perbedaan gaya berpikir sangat mempengaruhi sikap seseorang terhadap perubahan. Umumnya ada dua sikap yang akan muncul, yaitu reaktif dan kreatif. Sikap yang reaktif cenderung menolak perubahan, tersinggung, curiga, berpikir sempit, iri, dengki, cemburu dan sebab-akibat. Sedangkan sikap yang kreatif cenderung mendorong perubahan, obyektif, berpikir positif, wawasan luas, penuh ide cemerlang, idealis, motivasi tinggi, energetik, intelektual dan berorientasi "saya dapat".
Tidak seperti kupu-kupu, manusia enggan untuk berubah. Keengganan untuk berubah menurut John Maxwell, karena: Perubahan bukan datang dari diri orang tersebut, mengganggu rutinitas, takut sesuatu yang baru, tujuan yang tidak jelas, takut gagal, menunut pengorbanan yang besar, sudah puas dengan kondisi sekarang, pikiran-pikiran negatif, pemimpin yang tidak berintegritas, kecemasan seorang atasan, perubahan berarti kehilangan, perubahan menuntut tambahan komitmen, berpikir sempit dan terperangkap dalam tradisi.
Jika tidak berubah, maka akan diubah. Perubahan itu hukum universal dan berubah itu pasti! Enam strategi dalam berubah:

  1. Tata kembali "belief" tentang komitmen.
  2. Buatlah "value" yang jelas mengenai dunia.
  3. Jangan mengabaikan strategi.
  4. Bereksplorasi.
  5. Bermimpi besar.
  6. Sadarlah bahwa setiap awal pasti sulit.
  7. Berorientasi pada bisnis, dengan karakteristik: konsisten, kredibel, komunikasi, pelatihan, kompetisi, bersihkan, dan bonus.

Jika perubahan adalah dinamisasi kehidupan, kemanakah arah perubahan itu? Sebelum menjadi korban perubahan, sebaiknya fokuskan arah perubahan itu ke dalam tiga orientasi berikut:

  1. Ke arah yang benar.
  2. Ke arah yang berguna.
  3. Ke arah yang sempurna.

Tiga fokus ini hanya dapat dilakukan dengan disiplin; tiga pilar pembentuknya, yaitu:

  1. Manusia yang diseleksi.
  2. Strategi yang diimplementasikan dengan benar.
  3. Budaya disiplin.

Jadi bagaimana? Berubah untuk beradaptasi atau punah?



Sumber:http://www.in-christ.net/artikel/change/metamorfosa_dinamika_perubahan

Rabu, 13 November 2013

Metamorfosis

      Pernahkah mengalami keletihan yang luar biasa walau tidak melakukan pekerjaan apapun? Kecemasan,kekwatiran,mungkin itu yang menyedot seluruh energiku tak bersisa.
     "Not every dream is meant to come true." Berjuang untuk mewujudkan mimpi itu tidak semudah membalikan telapak tangan. Banyak tantangan dan rintangan. Yang terberat adalah ketika harus menanggungnya sendirian,disamping Tuhan tentunya.
     Walaupun sudah mengalami keajaiban demi keajaiban,tetap saja mental ini jatuh bangun terus menerus. Kita memerlukan lingkungan/komunitas yang harus mendukung. Lingkungan yang positif,dan mental baja yang harus dipupuk.
     Proses itulah yang sedang jalani. Pertumbuhan itu memang tidak menyenangkan,dibandingkan sesuatu yang statis. Menghebatkan diri itu harus dilakukan. Kadang merasa ingin menang undian berhadiah,sesuatu yang bersifat cuma-cuma tanpa perlu melakukan apapun.
     Melarikan diri melalui tidur pun tak bisa dilakukan,karena memang otak akan selalu berputar mencari solusi.
     "No dream is too big, and no dreamer is too small." Banyak tulisan yang memotivasi. memberikan harapan,pada akhirnya kita harus berdamai dengan diri kita sendiri,daripada memberi tekanan terus menerus. Semua itu proses.

Review Film : 2 Guns


http://cdn.mos.totalfilm.com/images/e/exclusive-2-guns-poster-137547-a-1371721448-470-75.jpg 

     Apa jadinya apabila CIA,DEA,US NAVY dan Kartel narkotika Mexico bertemu dalam sebuah bisnis kotor? Seru pastinya. Itulah yang dikisahkan dari film 2 Guns. Film action comedy yang menarik untuk disaksikan dengan durasi 110 menit. Diperankan oleh  Denzel Washington (Robert 'Bobby' Trench) & Mark Wahlberg (Michael 'Stig'Stigman).
     Bagi pengemar film action film ini jangan sampai dilewatkan,cukup nikmati saja apa yang disajikan dari menit ke menit,dengan alur maju dengan tempo medium,misteri yang terjadi akan terungkap dengan perlahan. Beserta latar belakang masing-masing karakter yang tidak dijelaskan pada awal cerita.
     Simak Trailernya dibawah ini

   






Senin, 11 November 2013

Empati

     Baru saja kedatangan tamu yang bermata satu,entah karena cacat dari lahir atau kecelakaan. Jadi berpikir,kalau saya jadi keluarganya bagaimana perasaan saya? Mungkin saya akan berpikir berulang kali sebelum menjawabnya. Entah kenapa yang keluar malah rasa kasihan,padahal belum tentu orang itu patut dikasihani.
     Mungkin itu baru disebut kasih,apabila saya menerima keadaan seseorang seperti itu? Orang yang mengagung-agungkan kasih pun mungkin akan berpikir. ataukah pikiran saya yang terlalu sempit. mungkin itu hanya perasaanku,buktinya Nick Vujicic tanpa lengan dan kaki masih bisa bertindak layaknya orang yang normal walaupun ia tidak memiliki tangan dan kaki. Ataukah aku yang sebenarnya yg harus dikasihani? karena kalah dengan orang yang seperti itu. Only God know the answer.

Minggu, 10 November 2013

Regret / Penyesalan

     Setiap orang pasti pernah menyesali suatu hal dalam hidup: mereka mungkin melakukan sesuatu yang seharusnya tidak boleh dilakukan, atau justru tidak melakukan apa yang mesti dilakukan. Sebagian orang bahkan memiliki penyesalan yang dibawa seumur hidup, dan semakin terasa ketika sedang menghadapi kematian. Bronnie Ware adalah seorang perawat yang berasal dari Australia. Ia  bekerja beberapa tahun dalam perawatan paliatif, yaitu proses perawatan pasien yang sedang menantikan 12 minggu terakhir dalam hidup mereka. Ia merekam pengalaman mereka menghadapi maut dalam sebuah blog bernama  Inspiration and Chai, yang kemudian dikumpulkan dalam sebuah buku, The Top Five Regrets of the Dying.
     Ware berkata tentang pengalaman mereka yang sedang sekarat. “Ketika ditanya tentang penyesalan mereka atau hal berbeda apa yang akan mereka lakukan,” katanya, “tema umum muncul lagi dan lagi.”
Berikut adalah lima penyesalan saat menanti ajal, seperti yang disaksikan oleh Ware:

If only I had the courage to live a real life, and not to live like other people expect of me / Kalau saja saya memiliki keberanian untuk menjalani hidup yang sejati, dan bukan hidup seperti yang orang lain harapkan dari saya/
Ini adalah penyesalan paling umum. Ketika orang menyadari bahwa hidup mereka hampir berakhir, dan melihat hidup mereka dengan jelas, mudah untuk melihat sudah berapa banyak mimpi yang telah terpenuhi.. Banyak orang tidak mencoba bahkan setengah dari mimpi mereka, dan kemudian harus mati dan menyadari bahwa mereka telah membuat pilihan, atau tidak membuatnya. Sangat sedikit orang menyadari bahwa kesehatan membawa kebebasan untuk menggapai mimpi.

Iwish did'nt work so hard / Saya berharap saya tidak bekerja terlalu keras.
Ini datang dari setiap pasien laki-laki yang saya dirawat Mereka merindukan pemuda anak-anak mereka dan persahabatan pasangannya.. Perempuan juga berbicara tentang penyesalan ini, tetapi karena kebanyakan berasal dari generasi tua, banyak pasien wanita belum pencari nafkah. Semua laki-laki saya dirawat sangat menyesalkan menghabiskan begitu banyak kehidupan mereka di treadmill dari keberadaan kerja.

i wish i had a courage to express my feeling / Kalau saja saya memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaan saya.
Banyak orang menekan perasaan mereka untuk menghindari konflik dengan orang lain. Akibatnya, mereka menjadi biasa-biasa saja dan tidak pernah menjadi siapa mereka yang sebenarnya. Banyak penyakit yang muncul yang berkaitan dengan kepahitan dan kebencian yang mereka simpan selama ini.

i wish i stayed in touch with my friends / Saya berharap memiliki  hubungan yang lebih baik dengan teman saya.
Sering kali mereka tidak akan benar-benar menyadari manfaat penuh dari teman-teman lama, sampai minggu menjelang kematian. Dan tidak selalu ada cara  untuk melacak mereka. Banyak yang begitu terjebak dalam kehidupan mereka sendiri, dan membiarkan persahabatan emas berlalu begitu saja selama bertahun-tahun. Ada penyesalan yang mendalam  ketika  tidak memberikan waktu dan usaha yang  pantas bagi persahabatan. Setiap orang merindukan teman-teman mereka ketika mereka sekarat.

i wish i let myself be happier / Saya berharap bahwa saya telah mengijinkan diriku lebih bahagia.
Ini adalah satu kondisi umum yang mengagetkan. Banyak orang tidak menyadari sampai akhir bahwa kebahagiaan adalah sebuah pilihan.. Mereka hidup terjebak dalam pola dan kebiasaan lama. Takut perubahan telah membuat mereka berpura-pura menjadi orang lain, dan menipu diri mereka sendiri bahwa mereka sudah puas, padahal jauh di dalam, mereka sangat ingin tertawa dengan benar dan hidup dalam kekonyolan apa adanya…

Apa yang menjadi penyesalan anda hari-hari ini? Dan apa yang sedang anda lakukan untuk memperbaikinya?
Just one word: don't do it again.

Sumber : http://hikmatpembaharuan.wordpress.com/2012/07/14/5-penyesalan-terdalam-sebelum-maut-menjemput/